Halaman

Rabu, 22 Juni 2011

LAPORAN PAKAN DAN NUTRISI IKAN


LAPORAN PRAKTIKUM
NUTRISI DAN MAKANAN IKAN

Disusun Oleh:
TOMY ROSADI
C1K 008046


PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2011

PENDAHULUAN


1.1              Latar Belakang
Keberhasilan dari suatu usaha budidaya sangat ditentukan oleh 3 faktor yang sama pentingnya yakni : Breeding (bibit), feeding (pakan), dan management. Namun jika dilihat dari total biaya produksi dalam usaha perikanan budidaya maka kontribusi pakan adalah yang paling tinggi yakni sekitar 60%. Pakan merupakan salah satu faktor pembatas dalam unit budidaya. Dimana pertumbuhan dan perkembangan serta kelangsungan hidup biota budidaya tergantung dari pakan ini.
Pakan memiliki peranan penting sebagai sumber energi untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan perkembangbiakan. Oleh sebab itu nutrisi yang terkandung dalam pakan harus benar-benar terkontrol dan memenuhi kebutuhan dari ikan tersebut. Pemberian pakan yang sesuai akan menghindarkan ikan dari berbagai serangan penyakit, kususnya penyakit nutrisi. Penyakit nutrisi ini biasanya menyerang ikan yang hanya diberi pakan sembarangan tanpa memperhitungkan nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan Penyakit nutrisi dapat dihindari dengan pemberian kombinasi pakan alami dan pakan buatan dengan komposisi yang lengkap. Hal lain yang harus diperhatikan adalah kualitas pakan yang diberikan. Pakan yang sudah busuk atau pakan buatan yang kadaluarsa (tengik/berjamur) dapat menyebabkan ikan menjadi sakit.
Selain dari nutrisi sifat fisik pakan juga perlu diperhatikan. Sifat fisik pakan ini menggambarkan baik atau tidaknya pakan. Sifat fisik pakan akan mempengaruhi cara makan dari ikan. Pakan yang baik secara morfologi permukaanya itu tidak kasar, memiliki daya larut hingga 2-3 jam, bau tidak terlalu tengik, dan tidak busuk atau berjamur. Dengan memperhatikan kondisi dari fisik pakan ini secara tidak langsung kita juga memperhatikan kualitas dari pakan yang akan diberikan kepada biota budidaya.


1.2  Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum kali ini yakni antara lain:
1.      Untuk mengetahui persiapan bahan dan pembuatan pakan.
2.      Untuk mengetahui uji proksimat lemak.
3.      Untuk mengetahui teknik uji kadar air.
4.      Dan untuk mnegetahui teknik uji kualitas fisik pakan.



II.                TINJAUAN PUSTAKA

Bahan baku yang dapat digunakan dalam membuat pakan buatan ada beberapa macam. Dalam memilih beraneka macam bahan baku tersebut harus dipertimbangkan beberapa persyaratan. Persyaratan pemilihan bahan baku ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu persyaratan teknis dan persyaratan sosial ekonomis. Persyaratan teknis yang harus diperhatikan dalam memilih bahan baku untuk pembuatan pakan buatan adalah : mempunyai nilai gizi tinggi, tidak mengandung racun, sesuai dengan kebiasaan makan ikan, bahan baku yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan kebiasaan makan ikan di alam, hal ini dapat meningkatkan selera makan dan daya cerna ikan. Seperti diketahui bahwa berdasarkan kebiasaan makannya jenis pakan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu herbivor, omnivor dan karnivor. Sedangkan persyaratan sosial ekonomis yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan baku untuk pembuatan pakan buatan adalah :mudah diperoleh mudah diolah harganya relatif murah bukan merupakan makanan pokok manusia, sehingga tidak merupakan saingan.sedapat mungkin memanfaatkanlimbah industri pertanian (Gusrina, 2008).
Jenis-jenis bahan baku yang digunakan dalam membuat pakan buatan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu bahan baku hewani, bahan baku nabati dan bahan baku limbah industry pertanian. Selain ketiga jenis bahan baku tersebut untuk melengkapi ramuan dalam pembuatan pakan buatan biasanya diberikan beberapa bahan  tambahan. Jumlah bahan tambahan (feed additive) yaitu bahan makanan atau suatu zat yang ditambahkan dalam komposisi pakan untuk meningkatkan kualitas dari pakan ( Anonim, 2010).
Setelah ditentukan komposisi bahan baku yang akan dibuat pakan buatan dengan menggunakan salah satu metode, langkah selanjutnya adalah melakukan pembuatan pakan ikan.  Prosedur dalam pembutan pakan ikan dapat dikelompokkan berdasarkan skala usahanya yaitu: skala besar yaitu pembuatan pakan ikan secara besar/pabrikasi, skala sedang yaitu pembuatan pakan untuk memenuhi kegiatan produksi dengan peralatan sedang  skala kecil yaitu pembuatan pakan secara sederhana dengan menggunaka peralatan rumah tangga (Sunarso,2008).
Dalam proses pembuatan pakan ikan diperlukan beberapa peralatan baik untuk skala pabrikasi, sedang dan skala rumah tangga. Adapun peralatan yang digunakan dapat dikelompokkan menjadi :alat penepung (grinding), alat pencampur (mixing), alat pengukus / pemanas (steaming), alat pencetak (pelleting), alat pengering (drying), alat pengepak/pengemasan (packing) (Anonim,2010).
Uji kadar lemak, kadar lemak dalam pakan buatan menurut hasil penelitian sebaiknya kurang dari 8%. Hal ini dikarenakan jika kadar lemak dalam pakan tinggi akan mempercepat proses ketengikan pakan buatan. Prinsip pengujian kadar lemak adalah bahan makanan akan larut di dalam petrelium eter disebut lemak kasar. Uji inimenggunakan alat yang disebut Soxhlet. Uji kadar air, kadar air yang baik untuk pellet/pakan buatan adalah kurang dari 12%. Hal ini sangat penting karena pakan buatan tidak langsung dikonsumsi oleh ikan setelah diproduksi tetapi disimpan beberapa saat. Prinsip pengujian kadar air dilaboratorium adalah bahan makanan (pellet) dipanaskan pada suhu 105 – 110 oC, dengan pemanasan tersebut maka air akan menguap. Peralatan yang digunakan untuk melakukan uji kadar air adalah oven dan peralatan gelas (Kordi, 2007).
Uji coba pakan secara fisik bertujuan untuk mengetahui stabilitas pellet di dalam air (Water Stability Feed) yaitu daya tahan pakan buatan di dalam air. Selain itu uji fisik dapat dilakukan dengan melihat kehalusan dan kekerasan bahan baku pakan yang akan sangat berpengaruh terhadap kekompakan pakan di dalam air. Hal ini dapat dideteksi dengan daya tahan pakan buatan di dalam air. Dengan mengetahui daya tahan pakan buatan di dalam air akan sangat membantu para praktisi perikanan dalam memberikan pakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh ikan untuk mengejar pakan dikaitkan dengan lama waktu pakan itu bertahan di dalam air sebelum dimakan oleh ikan (Handajani,dkk., 2010).


III.             METODE PRAKTIKUM


3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 8-24 Desember 2010 dengan bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum
   3.2.1 Alat Praktikum
            Alat – alat yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain:
·         Kompor
·         Panci
·         Mesin penggiling
·         Timbangan
·         Cawan porselen
·         Oven
·         Desikator
·         Timbangan analitik
·         Kertas saring
·         Labu Erlenmeyer
·         Akuarium
·         Aerator
·         Soxhlet extractor
·         Water bath
·         Mesin pencetak pellet
·         Nampan


3.2.2  Bahan Praktikum
            Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain:
·         Kedelai
·         Jagung
·         Ikan rucah
·         Tepung tapioca
·         etanol
           
3.3  Prosedur Kerja
3.3.1. Persiapan Bahan Baku
          Cara kerja yang dilakukan dalam persiapan bahan baku ini antara lain:
1.      Disiapkan ikan rucah sebanyak 2 kg, kedelai sebanyak ½ kg dan jagung sebanyak ½ kg.
2.      Dipanaskan ikan rucah selama 30 menit kemudian ditimbang beratnya.
3.      Dijemur setelah ditimbang hingga kering.
4.      Digiling bahan-bahan tersebut hingga menjadi tepung.
3.3.2.   Teknik Pembuatan Pakan
          Cara kerja yang dilakukan dalam pembuatan pakan yakni antara lain:
1.      Disiapkan bahan-bahan yang ada seperti tepung ikan, tepung jagung, tepung kedele, dan tepung tapioka.
2.      Dicampurkan ketiga bahan tesebut menjadi 1 kg bahan dengan komposisi
·         Tepung ikan 30%
·         Tepung jagung 37%
·         Tepung kedele 30%
·         Tepung tapioca 3%
3.      Dibagi menjadi 3 bagian dengan diberi perlakuan kandungan air antara lain: 90%, 120%, dan 150%.
4.      Dikukus selama 30 menit dengan suhu 80o C
5.      Ditimbang dan dicatat beratnya setelah pengukusan.
3.3.3.  Teknik Analisa Kadar Air
          Cara kerja yang dilakukan dalam teknik ini antara lain:
1.      Disiapkan sampel pakan dengan kadar air 150% kemudian digiling sampai halus.
2.      Ditimbang beratnya hingga mencapai ± 1 gram dengan 3 perlakuan.
3.      Dimasukan ke open selama 1 jam dengan suhu 110oC.
4.      Dimasukan ke dalam desikator selama 10 menit.
5.      Dimasukan kembali ke dalam open 3 cawan yang ada beserta pakan yang sudah dihaluskan tadi.
6.      Ditunggu selama 3 jam kemudian dikeluarkan dan dimasukan kembali kedalam desikator selama 10 menit.
7.      Ditimbang beratnya selanjutnya dimasukan kembali ke dalam open.
8.      Dilakuakan kembali perlakuak ke 6 dan 7 tapi dengan waktu pengopenan 1 jam hingga berat dari pakan tidak lagi mengalami penurunan.
9.      Dicatat hasilnya.
3.3.4         Teknik Analisis Kadar Lemak
            Cara kerja yang digunkan dalam teknik ini antara lain:
1.      Disiapkan bahan sampel pakan dengan kandungan air 120 % kemudian ditumbuk dan ditimbang sebesar 5 gram.
2.      Disiapkan labu dan dimasukan ke dalam open selama 1 jam kemudian dimasukkan ke dalam desikator lalu ditimbang beratnya.
3.      Dibungkus pakan yang sudah halus tersebut dengan kertas saring.
4.      Disiapkan alat untuk pemanasanya dengan tambahan etanol 480 ml.
5.      Dipanaskan hingga air berwarna jernih kemudian labu dimasukkan ke open dan ditimbang.
6.      Dicatat hasilnya.


3.3.5. Teknik Analisa Fisik Pakan
            Cara kerja yang dilakukan dalam uji fisik pakan ini antara lain:
1.      Disiapkan pakan dengan 4 contoh yakni sampel pakan dengan kandungan air 150%, 120% , Pakan yang dijemur dan pakan yang diberi perlakuan open.
2.      Diamati teksturnya, warnanya, benda lain yang ada dalam pakan, mofologi pakan, aromanya, serta rasanya dalam 3 ulangan.
3.      Dicatat hasil dari masing-masing pakan.
4.      Diambil beberapa sampel dari ke 4 jenis pakan tersebut dan dimasukan ke dalam akuarium yang dilengkapi aerator.
5.      Diamati waktu mencapai dasar dari pakan tersebut ( dalam 3 kali ulangan) dan dicatat hasilnya.
6.      Diulang perlakuan ke 5 namun yang diamatai waktu hancurnya pakan dalam air tersebit.
7.      Dicatat hasilnya.

3.4      Analisis Data
Pada praktikum ini analisis data hanya untuk menentukan kadar air dan kadar lemak dalam pakan menggunakan rumus berikut:
·         Persentase Kadar Air =

·         Persentase Kadar Lemak =







IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1              Hasil Praktikum
Tabel 1. Data Pengamatan Penyusutan Tepung Ikan
Berat Sebelum Dikukus
Berat Setelah Dikukus
2 kg
300gram

Tabel 2. Data Pengukuran Kadar Air
No
Berat Cawan Awal (g)
Berat Sampel (g)
Berat Cawan Setelah di open (g)
Perhitungan (% kadar air)
1
14,5302
1,0118
Openan I = 15,4390
Openan II = 15,4373
Openan III = 15,4356
Openan IV = 15,4374
10.515912%
2
13,7574
1,0206
Openan I = 14,6921
Openan II = 14,6860
Openan III = 14,6828
Openan IV = 14,6832
9,3278464 %
3
13,7012
1,0049
Openan I = 14,6060
Openan II =  14,6026
Openan III = 14,6026
Openan IV = -
10,299532 %

Perhitungan kadar air (%)
·         Cawan I          =  
            = 10.515912 %
·         Cawan II         =
            =  9,3278464 %
·         Cawan III       =
= 10,299532 %
Tabel 3. Data Pengukuran Berat Lemak
Berat sampel Bahan (g)
Berat Labu Awal (g)
Berat Labu Akhir (g)
Perhitungan (% Kadar Lemak)
5,0498
277,84
278,77
18,416571 %

·         Perhitungan (% Kadar Lemak)
= 18,416571 %

Tabel 4. Data Pengamatan Uji Fisik Pakan
Pakan
Perlakuan

Tekstur
Warna
Rasa
Aroma
Benda lain
Kandungan air 120 %
Permukaan kasar
Cokelat muda
Gatal di lidah
Bau tidak tengik
Tidak ada
Kandungan air 150 %
Permukaan kasar
Coklat tanah
Gatal di lidah
Bau tidak tengik
Ada pasir dan bintik putih
Perlakuan diopen
Permukaan kasar
Coklat buram
Gatal di lidah
Bau tengik (ikan)
Bintik putih tersebar merata
Perlakuan dijemur
Permukaan lebih halus
Cokelat muda
Gatal di lidah
Bau tengik (ikan)
Bintik putih tersebar merata

Tabel 5. Data Pangamatan Kecepatan Tenggelam Pakan Dalam Air dan Ketahanannya.
Pakan
Ulangan
Perlakuan
Kecepatan Waktu Tenggelam (sekon)
Waktu Ketahanan Pakan
Kandungan air 120 %
1
4,41
Di atas 12 jam
2
4,44
Di atas 12 jam
3
5,73
Di atas 12 jam
Kandungan air 150 %
1
4,22
Di atas 12 jam
2
4,25
Di atas 12 jam
3
4,03
Di atas 12 jam
Perlakuan diopen
1
2,93
Di atas 12 jam
2
3,46
Di atas 12 jam
3
3,38
Di atas 12 jam
Perlakuan dijemur
1
3,13
Di atas 12 jam
2
3,18
Di atas 12 jam
3
2,63
Di atas 12 jam



4.2              Pembahasan
Uji analisis dari pakan dapat melalui 3 metode yakni secara kimia, fisika dan biologi. Dari ketiga metode di atas kita dapat mengetahui kualitas dari pakan tersebut. Pada praktikum kali ini ada beberapa hal yang diuji yakni kadar air, kadar lemak dan uji dari fisik pakan.
Pada data pengamatan penyusutan tepung ikan yakni ikan rucah yang semula berbobot 2 kg setelah mengalami pengukusan bobotnya menyusut menjadi 300gram. Seharusnya yang baik penyusutannya menjadi 500gram. Penyusutan ini disebabkan karena air dan minyak yang terdapat dalam tubuh ikan hilang karena panas. Kita ketahui bahwa air merupakan penyusun utama dari tubuh mahluk hidup. Tujuan dari pengukusan ini sendiri untuk menghilangi kadar air dan minyak pada tubuh ikan, agar mudah untuk digiling nantinya, mempercepat proses pengeringan, dan mengurangi pembusukan pada ikan tersebut.
Analisis untuk mengetahui kandungan air pada pakan dilakukan dengan mengeringkan pakan tersebut. Pada uji kadar air ini sampel pakan dengan kandungan air 150 % sebesar 1 gram dimasukan ke dalam open dengan suhu 110oC. Pengeringan ini dilakukan hingga mendapat berat yang konstan dari pakan tersebut yang berarti semua airnya sudah diuapkan. Untuk menghitung persentase dari kadar air ini sendiri  dengan mengukur selisih antara berat cawan akhir dikurangi berat cawan awal yang kosong dibandingkan dengan berat bahan. Sehingga didapatkan persentase dari cawan I kandungan airnya 10.515912%, cawan II 9,3278464 %, dan cawan III 10,299532 %. Sehingga dari ketiga cawan tersebut rata-rata persentase kandungan airnya yakni 10,047763%. Untuk itu pakan tersebut kandungan airnya sudah dapat dikatakan bagus untuk digunakan sebagai pakan ikan. Pakan yang baik kandungan airrnya kurang dari 12%. Hal ini sangat penting karena pakan buatan tidak langsung dikonsumsi oleh ikan setelah diproduksi tetapi disimpan beberapa saat. Kandungan air yang terlalu banyak dalam pakan dapat menyebabkan pakan tersebut cepat rusak dan berjamur.
Sedangkan untuk analisis dari uji lemak ini sendiri menggunakan sampel pakan yang kandungan airnya 120%.  Setelah mengalami pemansan lemak dalam pakan tersebut akan trlarut dan masuk ke dalam labu. Dimana untuk mengetahui kadar lemak ini sama dengan mengukur kadar air yakni dengan mengukur selisih antara berat labu akhir dikurangi berat labu awal yang kosong dibandingkan dengan berat sampel bahan. Untuk itu didapatkan persentase kadar lemaknya yakni 18,416571 %. Kadar lemak dalam pakan buatan menurut hasil penelitian sebaiknya kurang dari 8%. Hal ini dikarenakan jika kadar lemak dalam pakan tinggi akan mempercepat proses ketengikan pakan buatan tersebut.
Uji fisik pakan sangat diperlukan juga untuk mengetahui kualitas dari pakan tersebut. Uji fisik pakan ini dapat dilakuakan dengan cara yang sederhana tanpa melalui proses pengeringan atau pemanasan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat indera. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui adanya benda lain dari pakan selain dari bahan baku, adanya bau yang khas, rasa pakan, daya tahan pakan dalam air dan juga laju kecepatan tenggelam pakan dalam air. Pada praktikumini menggunakan 4 buah sampel dengan 3 kali ulangan. Rata-rata dari ke 4 jenis sampel bahan tersebut menunjukan hasil yang hampir sama yakni tekstur yang kasar, terdapat benda lain dalam bahan tersebut, warna kecoklatan, menyebabkan gatal di lidah, dan bau yang tengik dan tidak, dengan daya larut lebih dari 12 jam dalam air. Untuk laju kecepatan tenggelamnya sampel bahan dengan kandungan air 120% rata-rata lajunya 4,86 detik, sampel bahan dengan kandungan air 150% lajunya 4,167 detik, sampel bahan yang diopen rata-ratanya 3,256 detik dan untuk yang dijemur 2,98 detik. Pakan yang baik memiliki permukaan yang licin, halus dan tidak kasar. Pakan yang kasar menunjukan pakan mengandung serta yang sulit dicerna  juga dapat pula mengandung pasir dan tanah. Selain itu pakan yang baik aromanya tidak terlalu tengik karena jika pakan aromnya terlalu tengik menunjukan pakan tersebut rusak dan mengandung jamur. Pakan ikan yang sudah dibuat harus mempunyai bau yng khas sesuai dengan keinginan ikan sehingga ikan yang mencium bau pakan ikan tersebut tertarik untuk mengkonsumsi pakan atau biasa disebut dengan daya terima ikan terhadap pakan ikan yang dibuat (pallatabilitas). Pakan ikan yang mempunyai bau yang enak akan menarik minat ikan untuk segera memakan pakan ikan tersebut. Pakan yang terasa aneh dilidah harus dihindari karena mengandung pathogen ataupun ditumbuhi jamur. Daya larut pakan dalam air (water stability feed) yakni berkisar 2-3 jam. Jika daya larutnya lebih besar dari itu pakan akan sulit dicerna oleh ikan sedangkan jika daya larutnya kurang dari 2-3 jam maka pakan akan mudah pecah dan tidak dapat dimakan oleh ikan. Pada pengukuran kecepatan tenggelam pakan ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah pakan tersebut dapat dimakan atau tidak oleh ikan. Pakan yang terlalu lama mengapung atau terlalu cepat tenggelam mempersulit ikan untuk dapat memakan pakan tersebut.


V.                KESIMPULAN


Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas yakni antara lain:
1.      Pentingnya mengetahui nutrisi (kandungan air, lemak, protein, karbohidrat) serta sifat fisik dari pakan untuk dapat menentukan kualitas dari pakan tersebut.
2.      Uji analisis dari pakan dapat melalui 3 metode yakni secara kimia, fisika dan biologi.
3.      Pakan yang baik salah satu kriterianya yakni memiliki tekstur yang tidak kasar, memiliki daya pallatabilitas, tidak berjamur atau busuk, daya larut 2-3 jam, kandungan air kurang dari 12 % dan kandungan kadar lemak kurang dari 8%.




DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Membuat Pakan Ikan Air Tawar. http:// lemlit. unila. ac.id./membuat pakan ikan air tawar.html. (Kamis, 30 Desember 2010).
Anonim,2010.  Modul Program Keahlian Budidaya Ikan Membuat Pakan Ikan Buatan. http:// pijvedca.depdiknas.go.id/perikanan bdat.pdf. (Kamis, 30 Desember 2010).
Gusrina, 2008. Budidaya Ikan untuk SMK. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Handajani, dan Widodo, 2010. Nutrisi Ikan. Universitas Muhamadiyah Malang Press. Malang.
Kordi, G., 2007. Meramu Pakan Untuk Ikan Karnivora. Aneka Ilmu. Semarang.
Sunarso, 2008. Manajemen Pakan. http:// pdf Engineer.com/manajemen pakan.pdf.(Kamis, 30 Desember 2010).

4 komentar: